RUMAHRAKYAT.NEWS - Takalar, 23 November 2024 – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Takalar, Muh Hasbi, S.STP, M.AP, MIKom., memberikan apresiasi tinggi terhadap film drama komedi “1 Coto 5 Ketupat”. Film ini dinilai tidak hanya menghibur, namun juga membawa misi besar memperkenalkan budaya dan kuliner khas Sulawesi Selatan (Sulsel), khususnya hidangan coto Makassar, ke tingkat nasional dan internasional.
Menurut Hasbi, film ini menjadi medium yang efektif untuk memperkenalkan warisan budaya daerah kepada generasi muda sekaligus mempromosikan Sulsel sebagai destinasi kuliner unggulan. “Film '1 Coto 5 Ketupat' sangat mengecewakan. Ini adalah karya yang memadukan hiburan dengan edukasi, memperkenalkan kelezatan coto sebagai ikon kuliner Sulsel kepada dunia. Ini juga sejalan dengan upaya pemerintah daerah untuk melestarikan tradisi dan mempromosikan potensi lokal,” ujar Hasbi saat usai menyaksikan cuplikan film tersebut.
Salah satu tokoh yang juga mendukung film ini, Andi Kumala Idjo Daeng Sila Karaengta Lembang Parang Sombayya Raja Gowa ke-38, menyebut bahwa “1 Coto 5 Ketupat” patut diapresiasi karena mampu mengangkat sejarah dan nilai budaya dari kuliner tradisional Sulsel. “Sejarah coto Makassar sudah ada sejak tahun 1538. Pada masa itu, Kerajaan Gowa selalu menyajikan coto dalam acara besar, termasuk saat menerima tamu agung. Ini menunjukkan bahwa coto bukan sekadar makanan, tetapi juga simbol penghormatan dan pelestarian budaya Bugis-Makassar,” terang Andi Kumala.
Film ini akan segera tayang di berbagai kota besar, termasuk Makassar, Balikpapan, dan Samarinda, yang merupakan pusat budaya dan perekonomian di Sulawesi dan Kalimantan. Andi Kumala juga mengajak masyarakat untuk mendukung karya ini. “Saksikan keseruannya! Film '1 Coto 5 Ketupat' segera hadir di bioskop-bioskop di kota Anda. Kita harus bangga dengan karya lokal yang mengangkat identitas budaya kita ke panggung nasional dan internasional,” tambahnya.
Tak hanya mengangkat budaya kuliner, film ini juga menawarkan alur cerita yang segar dengan sentuhan komedi khas Sulawesi. Hal ini diharapkan mampu menarik minat penonton dari berbagai kalangan, khususnya generasi muda, untuk mengenal lebih jauh sejarah dan tradisi Sulsel. Menurut tim produksi, salah satu pesan moral dalam film ini adalah pentingnya menjaga warisan budaya sekaligus beradaptasi dengan perkembangan zaman melalui media modern seperti film.
Muh Hasbi menutup dengan harapan besar terhadap keberhasilan film ini. Ia menyebut bahwa “1 Coto 5 Ketupat” menjadi contoh nyata bagaimana budaya daerah dapat dikemas secara kreatif untuk menjangkau audiens yang lebih luas. “Semoga karya ini menjadi pemantik semangat bagi sineas lokal lainnya untuk terus berkarya, menjadikan film sebagai jembatan yang memperkenalkan Sulsel ke mata dunia. Kuliner, budaya, dan sejarah kita adalah kekayaan yang tak ternilai,” pungkasnya.
Film “1 Coto 5 Ketupat” diharapkan tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga media edukasi yang memperkuat identitas budaya lokal di tengah arus globalisasi. Saksikan film ini segera tayang di layar bioskop favorit Anda dan mendukung industri kreatif lokal yang terus berkembang!
